Halaman
ii
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Antropologi Kontekstual XII
Program Bahasa Untuk SMA & MA
Penulis
:
Supriyanto
Editor
:
Rudi Hermawan
Setting/Lay Out
:
Heswati & Tanti
Perwajahan
:
Wahyudin Miftakhul Anwar
Ilustrator
:
Adi Wahyono
Sumber Sampul
:
Indonesia Heritage
Ukuran Buku
:
17,6 x 25 cm
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit
CV Mediatama
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 200
9.
Diperbanyak oleh ...
301.07
S
UP
SUPRIYANTO
a
Antropologi Kontekstual : Untuk SMA dan MA Program
Bahasa Kelas XII / penulis, Supriyanto ; editor, Rudi Hermawan
; ilustrator, Adi Wahyono . — Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vi, 240 hlm. : ilus. ; 25 cm.
Bibliografi : hlm.230-231
Indeks : hlm. 233-238
ISBN 978-979-068-229-0 (no. jilid lengkap)
ISBN 978-979-068-232-0
1. Antropologi-Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Rudi Hermawan III. Adi Wahyono
iii
Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah
membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 27 Tahun 2007 tanggal 25 Juli 2007..
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (
down load
)
,
digandakan, dicetak, dialihmediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri
dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Pebruari 2009
Kepala Pusat Perbukuan
iv
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan buku Antropologi Kontekstual XII Program Bahasa
untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.
Materi disajikan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta
setiap kajian dilengkapi dengan arahan tugas dan kegiatan yang dapat
dilakukan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Soal-soal latihan juga diberikan guna
mengetahui sejauh mana siswa mencapai kompetensinya.
Penyusun telah berupaya semaksimal mungkin untuk berkarya
dengan harapan buku ini dapat digunakan sebagai pegangan guru dan
siswa dalam proses pembelajarannya, khususnya untuk materi
Antropologi. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan rasa
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada guru dan siswa yang
menggunakan buku ini. Kritik dan saran yang membangun akan sangat
membantu kami demi kesempurnaan buku ini.
Surakarta, Juni 2007
Tim Penyusun
v
Daftar Isi
Kata
Sambutan
.........................................................
............................. i
ii
Kata Peng
antar ......................................................................................
i
v
Daftar Isi
.............................................................................................
v
Bab I Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni
di Indonesia ..............................................................................
1
A. Jenis Kesenian di Indonesia
................................................
4
B.
Hubungan Seni, Seniman, dan Masy
arakat
...................
16
C. Sikap Terhadap Dampak Potensi Seni
.............................
27
Bab II Agama dan Kerpercayaan di Indonesia .............................
37
A. Agama .................................................................................
39
B.
Kepercayaan .......................................................................
49
Bab III Fungsi Perilaku Agama dan Kepercayaan .........................
57
A. Lingkungan dan Perilaku Agama
....................................
59
B.
Dampak Perilaku Keagamaan Bagi Kehidupan
Bermasyarakat
...................................................................
61
C. Fungsi Agama dan Kepercayaan ......................................
66
Latihan Soal-soal Semester I ..............................................................
78
Bab IV Pengaruh Iptek Terhadap Masyarakat dan Dinamika
Budaya .......................................................................................
83
A. Masalah Iptek
.....................................................................
85
B.
Elemen-elemen Penyebaran Inovasi
.................................
97
C. Norma, Budaya dan Tradisi dalam Pengadopsian
Inovasi ................................................................................. 102
D. Perkembangan Karya dan Potensi Iptek .......................... 116
E.
Beberapa Contoh Perkembangan Karya dan Potensi
Iptek ..................................................................................... 119
F.
Sekilas Melihat Pengaruh Positif-negatif Iptek
................ 122
vi
Bab V Studi Etnografi dan Bahasa Lokal ....................................... 133
A. Studi Etnografi
................................................................... 135
B.
Pemetaan Penyebaran
Bahasa Lo
kal ............................... 155
Bab VI Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi ............... 169
A. Studi Antropologi ............................................................... 171
B.
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
................ 189
Latihan Soal-soal Semester II ............................................................ 218
Latihan Soal-soal Akhir Tahun ......................................................... 222
Glosarium ............................................................................................. 226
Daftar Pustaka ...................................................................................... 230
Indeks
............................................................................................. 233
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
1
Tujuan Pembelajaran:
Setelah kalian aktif mengikuti pokok bahasan dalam bab ini diharapkan kalian dapat mengerti
dan mengetahui keragaman bentuk dan perkembangan seni di Indonesia.
Keragaman Bentuk dan
Perkembangan Seni di Indonesia
Bab I
Kata Kunci
1.
Proklamasi kemerdekaan
3.
Undang-undang Dasar 1945
2.
Diplomasi
4.
Pengakuan kedaulatan
Peta konsep berikut memudahkan kalian dalam mempelajari materi pada bab ini.
Seni lukis
terdiri atas
menjelaskan
meliputi
Seni prosa
Seni puisi
Seni sastra
Seni
pertunjukkan
Bentuk seni di
Indonesia
Keragaman bentuk
dan perkembangan
seni di Indonesia
Hubungan antara
karya seni sarana
masyarakat
Seni rupa
Seni tari
Seni teater
Seni
pertunjukkan
Seni rupa
Seni sastra
Seni patung
Seni musik
terdiri atas
terdiri atas
menjelaskan
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
2
Apakah kalian pernah menyaksikan pertunjukan wayang kulit atau
pameran lukisan? Kalian tentunya senang sekali menyaksikan hasil karya
seni karena selain mendapat hiburan, kalian juga mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru yang bermanfaat. Kemudian apa
hubungan seni dengan Antropologi? Menurut William A. Haviland (1999),
Para ahli Antropologi berpendapat bahwa seni mencerminkan nilai-nilai
kebudayaan dan perhatian rakyat. Melalui seni, dapat diketahui
bagaimana suatu bangsa mengatur dunianya, dan sekaligus mengetahui
sejarahnya. Bagi Antropologi, kesenian merupakan gejala kebudayaan.
Dalam Antropologi, kita mempelajari kesenian dengan cara menyusun
katalogus, memotret, mencatat dan mendeskripsikan semua bentuk
kegiatan imajinatif yang mungkin terdapat dalam suatu kebudayaan
tertentu.
Seni memiliki banyak cabang, yaitu seni rupa, seni kriya, seni sastra
dan seni pertunjukan, semuanya itu dikaji dalam Antropologi sebagai gejala
kebudayaan. Semua cabang seni itu dapat digunakan sebagai sarana untuk
memahami bagaimana pemiliknya memandang dunia, dan sejarah
kehidupan pemiliknya.
Pada awalnya seni memiliki tujuan yang berguna dan praktis dalam
kehidupan manusia. Contohnya, adalah pada zaman orang masih akrab
dengan perahu layar, lagu tentang laut mempunyai tujuan yang sangat
bermanfaat dan praktis. Lagu-lagu itu menentukan irama (ritme) yang
tepat untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu di perahu disamping
sebagai hiburan yang menghilangkan kejenuhan dan membangkitkan
Sumber:
www.solo.com
Gambar 1.1
Salah satu seni pertunjukan yang terkenal di
Indonesia adalah wayang kulit
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
3
semangat hidup. Pada zaman sekarang ini, tujuan seni yang bersifat
menghibur lebih dominan dari tujuan yang bersifat praktis. Banyak orang
menyanyikan lagu tentang laut hanya sebagai sarana hiburan untuk
menghilangkan rasa bosan dan kejenuhan.
Mempelajari seni Indonesia berarti kita mempelajari kebudayaan
Indonesia untuk mengetahui bagaimana bangsa Indonesia memandang
dunia dan bagaimana sejarah perjanan hidup bangsa Indonesia itu sendiri.
Tugu-tugu berisi patung manusia yang biasanya terdapat di kota-kota
Indonesia, tidak diadakan hanya untuk sebagai alat hiburan, tetapi untuk
menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia memahami dunia ini.
Tani nelayan dan petani mengandung nilai-nilai hidup petani dan nelayan,
misalnya giat bekerja, pantang menyerah dan bekerjasama. Setiap seni
sesungguhnya mencerminkan nilai kehidupan yang dianut pemiliknya.
Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan universal. Di mana
ada masyarakat di situ ada kesenian. Setiap masyarakat pasti memiliki
kesenian. Setiap suku bangsa di dunia memiliki sistem kesenian. Umumnya
bagi orang Indonesia, kebudayaan adalah kesenian. Menurut
Koentjaraningrat (1999), kebudayaan dalam arti kesenian adalah ciptaan
dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis, dan indah
sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya (yaitu penglihat,
penghidung, pengecap, perasa, dan pendengar).
Koentjaraningrat (1999) mengelompokkan seni menjadi beberapa
bagian. Menurutnya; berdasarkan indera penglihatan manusia, maka
kesenian dapat dibagi sebagai berikut: (1) Seni Rupa, yang terdiri dari (a)
seni patung dengan bahan batu dan kayu (b) seni menggambar dengan
media pensil dan crayon (c) seni menggambar dengan media cat minyak
dan cat air; (2) Seni Pertunjukan yang terdiri dari (a) seni tari, (b) seni
drama, dan (c) seni sandiwara. Dalam seni pertunjukan, indera
pendengaran sebenarnya juga turut berperan, oleh karena di dalamnya
diolah pula berbagai efek suara dan musik untuk menghidupkan suasana.
Berdasarkan indera pendengaran manusia, maka kesenian dibagi ke
dalam: (1) Seni musik, (termasuk seni musik tradisional), dan (2) Seni
kasusastraan. Cabang kesenian yang tersebut terakhir ini juga termasuk
dalam bagian ini karena dapat pula dinikmati dan dinilai keindahannya
melalui pendengaran (yaitu melalui pembacaan prosa dan puisi). Edi
Sedyawati (2006), mengelompokkan seni menjadi :
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
4
a.
Seni Rupa meliputi gambar, patung, tekstil, keramik, dan lain-lain
b.
Seni Pertunjukan meliputi musik, tari, dan teater dalam segala
bentuknya
c.
Seni Sastra meliputi prosa dan puisi; lisan dan tertulis, dan
d.
Seni Media Rekam.
A. Jenis Kesenian di Indonesia
1.
Seni Rupa
Menurut kalian apa yang dimaksud dengan seni rupa? Seni rupa
adalah hasil seni yang berupa visual yang diciptakan oleh manusia dalam
berbagai media. Di Indonesia bentuk seni rupa sangat beragam sesuai
dengan kebhinekaan masyarakatnya. Secara umum bentuk seni rupa yang
di Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Seni Lukis
Seni lukis adalah suatu hasil seni rupa
dua dimensi yang dilakukan dengan
menciptakan suatu keadaan atau khayalan ke
bidang datar melalui garis-garis dan warna.
Perkembangan seni lukis sejalan dengan
tingkat peradaban umat manusia. Semakin
maju tingkat peradaban manusia maka
semakin maju atau baik pula tingkat
(kualitas) lukis. Seni lukis telah mengalami
evolusi secara terus menerus, dari bentuk
sederhana ke bentuk yang semakin baik dari
waktu ke waktu. Dari kualitas seni lukis yang
rendah ke kualitas yang tinggi. Dan akhirnya,
seni lukis sampai pada bentuk dan kualitas yang sangat sempurna (maju)
seperti karya-karya lukis yang dihasilkan oleh seniman-seniman pada abad
modern ini.
Tema seni lukis pun bergerak seiring dengan kemajuan peradaban
manusia yang pada akhirnya menyebabkan perubahan tema maupun
obyek-obyek lukisan. Pada tipe masyarakat berburu dan meramu, tema-
tema lukisan didominasi oleh masalah-masalah yang berkaitan dengan
kehidupan berburu dan meramu. Contohnya, lukisan mengenai binatang
buruan, lukisan mengenai orang yang sedang berburu, dan sebagainya.
Gambar 1.2.
Seni Lukis di
Indonesia memiliki berbagai aliran.
Sumber:
Kompas, 25 Maret 2005
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
5
Pada tipe masyarakat bercocok tanam, tema-tema seni lukis didominasi
oleh peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan bercocok tanam.
Contohnya, lukisan mengenai hamparan padi yang sedang menguning,
pesta panen, dan sebagainya. Pada tipe masyarakat kota dan metropolitan,
tema-tema seni lukis didominasi oleh kehidupan kota dan metropolitan.
Contohnya, lukisan mengenai kehidupan kota yang sangat sibuk. Lukisan
mengenai gedung-gedung bertingkat pencakar langit, dan sebagainya.
Seni lukis tumbuh dan berkembang menurut zamannya. Pada zaman
Hindu-Budha, seni lukis mengekspresikan tema-tema yang berhubungan
dengan nilai-nilai yang dianut oleh Hindu-Budha. Pada zaman Islam
(madya), seni lukis mengekspresikan tema-tema mengenai nilai-nilai Islam.
Demikian seterusnya hingga zaman baru dan zaman modern, seni lukis
mengekspresikan nilai-nilai zamannya. Perkembangan seni lukis tidak
hanya sebatas tema saja, tetapi juga menyentuh hingga bahan-bahan
lukisan yang digunakan. Perhatikan tabel di bawah ini!
Tabel 1.1. Perkembangan Seni Lukis
No. Zaman
Gambaran Bahan Lukisan
1
Purba
Media seni lukis adalah dinding di goa dengan
menggunakan cat atau bahan pewarna yang
diperoleh dari getah tumbuh-tumbuhan
2
Hindu-Budha
Media s
eni lukis adalah daun-daun lontar, kulit
binatang, dinding-dinding batu atau dinding
bangunan suci (candi, makam), dinding kayu
dengan menggunakan cat atau bahan pewarna.
3
Madya
Media seni lukis adalah barang-barang pecah
belah semacam gerabah, keramik, porselin, alat-
alat dapur, dan lain-lain, dengan menggunakan
cat atau bahan pewarna.
4
Sekarang
Media s
eni lukis semakin variatif, mulai dari alas
dasar kertas, kulit binatang, kain (kanvas), kaca,
dan lain-lain dengan menggunakan beraneka
ragam cat atau tinta lukis yang telah berhasil
diciptakan.
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
6
Dari hasil perkembangan seni lukis dari dahulu hingga sekarang,
manusia mengenal berbagai jenis seni lukis. Menurut bahan dan teknik
pembuatannya, seni lukis dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1)
Lukisan cat minyak
2)
Lukisan cat air
3)
Lukisan orang
4)
Lukisan kapur berwarna
5)
Lukisan Al fresco atau fresco
6)
Lukisan tempera
7)
Lukisan encaustis
8)
Lukisan mozaik
9)
Lukisan azalejo.
Menurut alirannya, seni lukis dibedakan menjadi lukisan yang beraliran :
1)
Naturalis
2)
Realis
3)
Impresionis
4)
Ekspresionis
5)
Kubisme
6)
Futuristis
7)
Surealis
8)
Bebas (abstrak).
b.
Seni Patung
Menurut William A. Haviland (1999), dalam arti yang seluas-luasnya
seni patung adalah seni berdimensi tiga. Setiap produk imajinasi kreatif
yang tiga dimensi dapat disebut sebuah patung. Sebuah pisau upacara,
belanga yang berhias, kecapi buatan tangan, gapura hias, monumen
kuburan, atau bangunan umum mengandung pokok-pokok artistik yang
sama dengan patung.
Indonesia memiliki contoh patung yang beragam. Sumber sebagian
besar patung-patung itu diperkirakan berasal dari masa dan tradisi
Megalitik. Pada umumnya patung diwujudkan dalam relief lembut, tangan
yang melengkung ke daerah perut seperti untuk melindungi sesuatu. Wajah
hanya terdiri dari atas hidung dan mata, dengan mulut yang dihilangkan.
Contoh patung seperti itu ditemukan di Lembah Bada Sulawesi Selatan,
Kalimantan dan Nias. Sampai saat ini belum diketahui apa tujuan semula
pembuatan patung ini, diperkirakan dibuat pada akhir abad ke –14.
(Disarikan dari Indonesian Heritage, jilid 7).
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
7
Seiring dengan masuk dan diterimanya agama Hindu-Budha,
terbawa pula unsur-unsur kebudayaan India yang sangat mempengaruhi
seni patung pada masa itu. Bentuk patung didominasi oleh pengaruh India
berupa garis lengkung dan bidang cembung yang menggambarkan alam
semesta yang berombak dan melambai. Contohnya, jenis patung yang
dapat ditemukan pada patung Hindu Wisnu di Cibuaya, Jawa Barat.
Patung-patung masa ini sangat kental dengan ragam hias Hindu Budha,
seperti padma, swastika dan kinnara. Padma melambangkan tempat
duduk dewa tertinggi, terbentuknya alam semesta, kelahiran Budha,
kebenaran utama, tempat kekuatan hayati dan suci serta rasa kasih.
Swastika melambangkan daya dan keselarasan jagad raya. Kinnara
melambangkan makhluk manusia setengah burung, yang merupakan
anggota dari kelompok dewa penghubi langit. (Disarikan dari Indonesian
Heritage, jilid 7).
Penyebaran dan masuknya agama Islam di Indonesia membawa
pengaruh yang sangat besar pada seni rupa Indonesia. Pada masa ini,
perkembangan seni beralih ke wayang golek, wayang kulit, wayang beber,
dan seni kaligrafi. Berbagai ragam jenis seni itu digunakan sebagai sarana
untuk menyebarkan agama Islam dengan tema-tema yang kental dengan
nilai-nilai Islam. Kaligrafi Islam di Indonesia menjadi unsur penting dalam
seni hias Islam. Kaligrafi terdapat pada benda-benda upacara yang ada di
istana-istana tua, seperti belati, tombak, pedang dan panji-panji. Kaligrafi
sering juga tampak pada lukisan kaca dan dan ukiran kayu yang
membentuk beberapa unsur hiasan istana.
Sepertinya budaya China dan Eropa tidak begitu mempengaruhi
perkembangan seni patung di Indonesia. Sementara pada seni hias
Indonesia ditemui juga adanya pengaruh budaya China. Pada saat ini seni
patung dan seni hias berkembang sesuai dengan selera masyarakat yang
sangat beraneka ragam. Bahkan seniman patung dan seniman hias adalah
orang yang menjadikan seni patung dan hias sebagai mata
pencahariannya. Pada saat ini hampir di setiap kota dapat ditemukan
patung sebagai simbol kota itu, di lain pihak seni hias juga berkembang
pada batik dan berbagai perabotan rumah tangga lainnya, sehingga
menjadi bahan komiditi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
c.
Seni Arsitektur
Seperti halnya dengan seni lainnya, seni arsitektur atau bangunan
juga berkembang sejalan dengan tingkat perkembangan peradaban umat
manusia. Pada zaman batu, seni arsitektur yang berkembang pada
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
8
umumnya adalah seni arsitektur yang
terbuat (berasal) dari batu. Pada zaman
Megalithikum Tua, berkembang seni
arsitektur bangunan tua-tua besar, dengan
sifat khas kasar dan masif. Contoh seni
arsitektur dari zaman Megalithikum
diantaranya adalah menhir, dolmen, serta
punden berundak. Bergerak menuju masa
Megalitikum Muda, perkembangan seni
arsitektur bersifat lebih halus, contohnya,
adalah bangunan-bangunan
sarchovagus
(keranda jenasah), kubur batu, serta
sejumlah arca-arca megalitik.
Seni arsitektur pada candi-candi
berkembang pada masa Hindu-Budha, sebagai hasil perpaduan pengaruh
India dan Indonesia asli. Contohnya, adalah Candi Borobudur di Jawa
Tengah, serta candi Jago di Jawa Timur, yang mana keduanya disusun
dalam bentuk merebah seperti punden berundak. Corak dan gaya seni
arsitektur gaya Hindu-Budha ini terus bertahan pada masa Islam. Buktinya
adalah bangunan Masjid dibentuk dengan model atap tumpang
(bertingkat) seperti bentuk
Meru
pada candi-candi Hindu, sedangkan
dalam agama Hindu Meru adalah tempat bersemayamnya para dewa;
Masjid Agung Cirebon, Masjid Katangka di Sulawesi, Masjid Angke di
Jakarta, Masjid Agung Demak, serta yang bertingkat lima adalah Masjid
Agung Banten.
Perkembangan selanjutnya seni arsitektur hingga saat ini sangat
didominasi dan dipengaruhi oleh arsitektur Eropa (Barat). Kehadiran
arsitektur barat di Indonesia bermula dari kehadiran bangsa Belanda di
Indonesia yang kemudian membawa gaya-gaya bangunan Barat ke
Indonesia dan memadukannya dengan arsitektur tradisional Indonesia.
Pengaruh arsitektur Barat, khususnya Belanda dapat ditemukan pada
berbagai bangunan bersejarah dan rumah di Indonesia. Contohnya, adalah
ubin, jendela kaca timah, dan atap kaca serta teralis besi yang ditempa
yang dipadukan dengan arsitektur tradisional.
Gambar 1.3
Candi adalah
bangunan seni arsitektur
peninggalan kebudayaaan
masyarakat di Indonesia
Sumber:
CD Image
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
9
2.
Seni Sastra
Sastra berkembang mengikuti jiwa masyarakat menurut jamannya. Jejak
seni sastra dapat ditelusuri jauh ke masa lalu. Dalam kehidupan manusia ada
bany
ak karya sastra, diantaranya adalah cerpen, novel, roman, esai, syair,
sajak, dan puisi. Karya sastra pada hakekatnya merupakan perwujudan
pengalaman sastrawan atau pujangga yang diungkapkan dengan jujur, terus
terang, sungguh-sungguh dan penuh daya imajinasi serta dengan bahasa yang
khas. Karakteristik itu menyebabkan pengalaman-pengalaman yang
diungkapkan dalam karya sastra menjadi hidup dan memikat hati. Menurut
Edi Sedyawati (2006), seni sastra yang sudah berhasil diidentifikasi sampai
saat ini belum sebanyak suku bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki karya sastra yang sangat banyak, tersebar dalam
bahasa Jawa Kuno, Bali dan Indonesia. Karya-karya sastra Indonesia hidup
dalam tradisi, agama dan seni. Dari semua sastra daerah Indonesia, sastra
Bali memperoleh perhatian istimewa karena berisi jejak-jejak hubungan
penganut Tantrisme Hindu-Budha Jawa dan India dengan orang Islam
dari Jawa, khususnya Blambangan, orang Sasak (Lombok), dan Bugis
(Sulawesi), serta orang Belanda. Interaksi itu diperkirakan mulai terjadi
pada abad ke – 16. Kesusastraan Bali berisi teks sastra kuno yang dikarang
di Jawa berdasarkan pada cerita kepahlawanan India, Ramayana dan
Mahabharata. Pada abad ke – 10 karya sastra yang berhubungan dengan
agama dan sejarah dibuat di Jawa dan dialihkan ke Bali pada abad ke –16.
Analogi Budaya:
“Mari tumbuhkan semangat etos kerja dan orientasi kecakapan pada
diri kalian!”
Coba kalian kunjungi pusat galeri kesenian yang ada di tempat kalian
dan lakukanlah prosedur kerja di bawah ini!
1.
Catatlah bentuk/hasil seni rupa yang ada di galeri tersebut!
2.
Klasifikasikan aliran seni yang melatarbelakangi terciptanya
karya seni rupa tersebut!
3.
Analisislah pengaruh budaya yang menjadi dasar dari
penciptaan karya seni tersebut!
4.
Menurut kalian apakah karya seni itu membawa kritik terhadap
keadaan keanekaragaman budaya maupun masalah-masalah
budaya lainnya?
Coba praktikkan melukis salah satu tema yang menarik
perhatian kalian di sekitar tempat tinggal kalian kemudian adakan
pameran di sekolah bersama teman-teman kalian!
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
10
Mulai abad ke-16, orang Bali menciptakan sastra mereka sendiri. Temannya
masih tetap mengacu pada karya sastra Jawa Kuno, tetapi baru mulai abad
ke-18, penggunaan bahasa Bali dalam karya sastra mulai berkembang.
Dan sejak tahun 1945, terutama setelah Indonesia merdeka, bahasa
Indonesia digunakan secara luas dalam karya sastra, seperti novel, cerita
pendek, dan puisi. Pada umumnya karya sastra dapat dikelompokkan
menjadi prosa dan puisi. (Disarikan dari Indonesian Heritage, jilid 10).
Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
oleh para ahli sastra dianggap
sebagai pelopor perintis kesusasteraan Melayu baru. Masa itu merupakan
masa peralihan sastra Melayu ke sastra Indonesia. Terbukti setelah itu
banyak karya sastra bangsa Indonesia diterbitkan oleh bangsa Indonesia
sendiri, dalam hal ini Balai Pustaka. Maka Pujangga yang hidup setelah
Abdullah bin Abdulkadir Munsyi disebut Angkatan Balai Pustaka. Bahasa
yang dipakai adalah bahasa Indonesia meskipun strukturnya tidak sama
dengan struktur bangsa Indonesia yang dipakai sekarang (Yandianto, 2004).
a.
Prosa
Karya prosa pada awalnya bersifat informatif dan menjadi buku
pegangan dalam mempelajari agama. Karya prosa tradisional berisi
ungkapan-ungkapan suci, tata cara keagamaan, silsilah kitab undang-
undang, peraturan desa, perbintangan, penanggalan, ilmu gaib, adu ayam,
serta cara memelihara kuda dan merpati. Karya sastra tradisional ditulis
pada naskah daun tar, dengan maksud peruntukan dibaca oleh kelompok
tertentu, tidak untuk kaum awam. Bahasa yang digunakan pun berbeda.
Karya sastra tentang agama dan tata cara keagamaan ditulis dalam bahasa
Jawa Kuna yang sukar dengan bahasa sangsekerta yang hanya dimengerti
oleh sekelompok kecil anggota masyarakat. Karya sastra di luar itu ditulis
dalam bahasa Jawa kuna yang tidak rumit, seringkali dicampur dengan
bahasa Bali, yang bisa dimengerti oleh kebanyakan orang.
Karya-karya prosa pada zaman Balai Pustaka sampai sekarang terus
lahir melalui pujangga-pujangga Indonesia menurut zamannya.
Diantaranya adalah Marah Rusli dengan
Siti Nurbaya
, Nur Sutan Iskandar
dengan
Apa Dayaku Karena Aku Perempuan,
Nur Sutan Iskandar dengan
cinta tanah air,
dan sebagainya. Tema-tema yang diusung oleh prosa masa
ini berkisar cinta anak manusia, kebijaksanaan orang tua, nilai-nilai
kejujuran dan kebenaran, pengorbanan dan kematian. Dalam tema-tema
itu tercuat harapan dan impian rakyat Indonesia tentang kehidupan yang
lebih baik. Hal ini tidaklah mengherankan karena konteks sosial pada masa
itu adalah kehidupan dalam penjajahan dan penderitaan.
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
11
b.
Puisi
Pada masa sastra Melayu, puisi Indonesia berawal mula dari usaha-
usaha untuk menerjemahkan syair-syair India ke dalam Bahasa Jawa dan
Bali atas permintaan Raja, Pangeran dan anggota kerajaan lainnya yang
hidup pada masa itu. Pokok bahasan puisi berkisar pada tema kepahlawanan
India. Seiring dengan pergerakan waktu, orang Jawa dan Bali mulai
menciptakan puisinya sendiri. Kisahnya bercerita mengenai tema cinta,
dongeng binatang, dan cerita yang mengisahkan kehidupan istana kerajaan.
Pada masa Balai Pustaka, Indonesia memiliki pujangga-pujangga
yang melahirkan karya sastra berupa puisi yang sangat fenomenal dan
menjadi acuan hingga saat ini. Pujangga itu diantaranya adalah Amir
Hamzah, Muh. Yamin, JE. Tatengkeng, Chairil Anwar, Dodong Jiwapraja,
dan ajip Rosidi. Tema-tema yang diusung puisi pada masa ini adalah
keindahan alam, hasrat untuk merdeka, dan perjuangan.
Linguistik
Lingiustik adalah ilmu tentang bahasa dengan mempelajari
bagaimana sifat-sifat bahasa dengan tujuan agar dapat membedakan
pemakaian kata bahasa. Seorang sastrawan selalu mempelajari ilmu
ini agar karya yang diciptakan mampu menarik perhatian bagi
masyarakat penikmat seni. Akibatnya linguistik ini menjadi suatu
dasar oleh seniman untuk menciptakan karya sastra. Bagi kelompok
sosial tertentu terutama antropolog linguistik tidak hanya menjadi
sistem tanda bahkan menjadi lambang identitas sosial.
3.
Seni Pertunjukan
Menurut
Edi Sedyawati (2006),
jejak-jejak seni pertunjukan Indonesia
mulai ditemukan pada zaman prasejarah akhir
, terutama pada zaman
Perunggu – Besi. Buktinya adalah ditemukannya beberapa logam hasil
zaman itu berisi sejumlah penggambaran mengenai orang-orang menari
dengan mengenakan hiasan kepala dengan bulu-bulu panjang serta
topeng. Hal ini diperkuat oleh lukisan-lukisan zaman ini yang banyak
menggambarkan orang menari. Seni pertunjukan Indonesia mengalami
perkembangan pada masa Hindu-Budha. Sumber-sumber tertulis
Wahana Antropologi
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
12
menunjukkan bahwa relief-relief candi menunjukkan dengan jelas adegan
orang menari. Berbagai karya sastra pada masa ini juga memperkuat
berkembangnya seni pertunjukan pada masa ini.
Masuknya agama Islam ke Indonesia memberi pengaruh unik terhadap
seni pertunjukan Indonesia, khususnya seni musik. Pengaruh khas Islam
ditemukan pada musik Rebana yang cukup akrab dan merakyat di beberapa
daerah Indonesia. Sumbangan bangsa Eropa terhadap seni pertunjukan
Indonesia, khususnya pada seni musik adalah toneel dan musik diatonik.
zaman kemerdekaan memberi warna tersendiri terhadap seni pertunjukan
Indonesia, yaitu hidup dan berkembangnya musik keroncong dan dangdut
atas dasar musik diatonik dan lagu kebangsaan Indonesia.
Fungsi seni pertunjukan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu sesuai dengan budaya yang menjadi latar belakangnya. Hasil
pengamatan terhadap sejarah perjalanannya, seni pertunjukan menurut
Edi Sedyawati (2006) setidaknya memiliki fungsi:
a.
Fungsi religius.
b.
Fungsi edukatif.
c.
Fungsi peneguhan integrasi sosial.
d.
Fungsi hiburan.
e.
Fungsi mata pencaharian.
Fungsi religius seni pertunjukan di
antaranya dapat ditemukan pada berbagai
jenis dan bentuk seni yang digunakan
sebagai sarana dakwah pada agama Islam.
Sampai saat ini seni pertunjukan sebagai
sarana dakwah terus mengalami
perkembangan pesat akibat ditemukannya
teknologi komunikasi dan informasi. Seni
pertunjukan seperti yang terdapat pada
karya sastra digunakan sebagai sarana
mendidik generasi berikutnya. Fungsi
peneguhan integrasi sosial dapat ditemukan
pada adanya tari-tari tertentu yang hanya
dapat ditarikan di lingkungan istana untuk
memperkokoh struktur sosial mereka. Fungsi hiburan terutama
dialamatkan kepada para penikmat seni yang menjadikan seni sebagai
sarana untuk bersenang-senang. Fungsi mata pencaharian dikuatkan
dengan adanya kelompok-kelompok seni yang menjadikan seni
pertunjukan sebagai mata pencahariannya.
Gambar 1.4
Bentuk seni
pertunjukan yang modern adalah
teater.
Sumber:
Kompas, 2 Maret 2005
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
13
a.
Seni Musik
Studi tentang seni musik dalam kerangka kebudayaan telah dilakukan
manusia sejak abad ke –19 dengan cara mengumpulkan nyanyian-nyanyian
rakyat. Studi ini melahirkan etnomusikologi, yakni ilmu tentang musik
dihubungkan dengan kebudayaan masyarakat pemiliknya (William A.
Haviland, 1999). Pada umumnya disepakati bahwa musik manusia berbeda
dengan musik alamiah, seperti nyanyian burung, serigala dan ikan paus.
Ada beberapa konsep dalam seni musik. Oktaf yaitu jarak antara nada
dasar dan nada atasnya yang pertama. Oktaf terdiri dari tujuh tangga
nada, lima nada utuh dan dua nada tengahan, diberi nama tangga nada A
sampai dengan G. Tonalitas yakni sistem skala dan modifikasi-
modefikasinya dalam musik. Tonalitas menentukan berbagai kemungkinan
dan batasan-batasan melodi dan harmoni. Ritme berkaitan dengan teratur
atau tidak teraturnya suatu musik. Ritme lagu terwujud dari ketukan lagu,
bisa tiga ketukan, lima, tujuh atau sebelas dengan variasi susunan yang
sangat kompleks.
Pada saat ini di Indonesia berkembang beberapa aliran musik. Selain
terdapat musik tradisional yang biasanya dibawakan untuk mengiringi
lagu-lagu tradisional (daerah), juga berkembang berbagai aliran musik
lainnya sebut saja jazz, rock, pop, blues, dan reggae. Sedangkan jenis aliran
musik lain semacam dangdut dan keroncong merupakan dua buah aliran
musik yang memang sudah sejak lama digemari oleh masyarakat
Indonesia, bahkan telah mendarah daging sehingga merupakan bagian
dari budaya masyarakat Indonesia.
Di Indonesia perkembangan seni musik boleh dikatakan sangat pesat.
bahkan ada kecenderungan terjadi perpaduan di antara berbagai aliran
musik itu sehingga lahir irama-irama musik campuran seperti pop-rock,
jazz-rock, rock-dut (rock dangdut), pop-dangdut, pop-keroncong, dan lain-
lain. Selain itu terjadi pula perpaduan antara unsur-unsur modern dan
tradisional sehingga lahirlah irama musik campursari, yaitu sebagaimana
yang saat ini digemari oleh masyarakat di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Bahkan musik campursari sekarang telah “go internasional” sebab
selain digemari oleh orang Jawa yang ada di dalam negeri juga telah
digemari pula oleh orang-orang suku Jawa yang ada di Malaysia dan
Suriname.
Sedangkan satu hal lagi yang berkaitan dengan perkembangan seni
musik, khususnya di Indonesia adalah jenis musik instrumentalia, yakni
jenis atau irama musik yang dibawakan tanpa lagu.
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
14
b.
Seni Tari
Indonesia memiliki banyak jenis tarian. Tari-tarian tersebut sudah
dikenal sejak dulu baik yang berkembang dalam masyarakat ataupun di
Istana. Bebarapa tari yang berakar dari tari adat meliputi
pendet
dan
gabor
di Bali dan
jathilan
di Jawa Tengah. Tamu-tamu di Bali disambut dengan
tari
pendet
dan
gabor
.
Keindahan tari tanpa cerita mencapai puncaknya di keraton. Hal ini
ditunjukkan oleh
bedhaya
dan
serimpi
. Tari legong di Bali ditonjolkan dalam
pertunjukannya. Tujuannya adalah melakukan urutan gerak dengan
keterampilan, keindahan, dan perasaan secara mendalam.
c.
Seni Teater (Drama)
Seni teater tradisional ditemukan hampir pada semua masyarakat suku
bangsa Indonesia. Seni teater tradisional pada masyarakat tradisional,
selain sebagai sarana hiburan juga berfungsi sebagai sarana pewarisan nilai-
nilai masyarakat dari suatu generasi ke generasi berikutnya, serta memiliki
kaitan yang erat dengan kehidupan sistem religi yang hidup pada
masyarakat suku bangsa yang bersangkutan. Banyak upacara religi yang
diwarnai oleh drama sebagai sarana penyalur kekuatan adi kodrati dan
bakti kepada Tuhan. Ada beberapa contoh seni teater tradisional yang
hingga saat ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia, diantaranya
adalah seni teater
Ludruk
(kesenian Jawa Timur),
Lenong
(kesenian Betawi),
dan seni teater
Ketoprak
(kesenian Jawa Tengah). Seni teater bukan hanya
menampilkan dialog-dialok yang dibawakan oleh pemainnya, dalam seni
teater terdapat unsur seni lainnya yang dipadu menjadi satu kesatuan yang
indah dan bermakna. Contoh seni yang biasanya mewarnai pementasan
seni teater adalah seni musik, seni suara, seni tari, dan lawak.
Saat ini kita berada di zaman modern bahkan pada bidang tertentu
kita sudah berada di era postmodernisasi. Keberadaan teknologi media
massa elektronik seperti televisi mendorong perkembangan seni teater yang
ditayangkan dalam bentuk sinetron, film dan berbagai istilah lainnya.
Sehingga tidak mengherankan bila masa ini, seni teater mengalami
perkembangan yang sangat cepat dan variatif. Perkembangan seni teater
dapat kita lihat pada temanya. Tema cerita teater tradisional berpusat pada
masalah-masalah pada masyarakat tradisional yang bersangkutan, sedang
teater modern mengangkat tema cerita yang sangat luas, mulai dari
kehidupan lokal, nasional hingga internasional. Perkembangan seni dapat
juga dilihat dari segi organisasinya. Jumlah organisasi seni teater pada
masyarakat tradisional dapat dihitung dengan jari alias sangat sedikit, dan
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
15
juga belum dipelajari melalui lembaga formal pendidikan. Pada
masyarakat modern sekarang, berbagai organisasi (kelompok teater)
tumbuh diberbagai daerah Indonesia, ada yang bergerak pada seni
tradisional atau seni kontemporer, keadaan ini tidak terlepas dari kehadiran
berbagai lembaga formal pendidikan seni di Indonesia. Sanggar-sanggar
seni dengan mudah dapat ditemukan, ada teater sekolah, teater kampus
bahkan sanggar-sanggar seni (bengkel seni) yang didirikan dan dikelola
sendiri oleh masyarakat.
Tuntutan kebutuhan seni teater oleh dunia pertelevisian terus
meningkat seiring bertambahnya jumlah saluran dan stasiun televisi.
Tumbuh dan berkembang industri sinetron dan film. Para sutradara dan
sineas melakukan penjelajahan ruang dan waktu untuk memperoleh ide
cerita. Ada kalanya mereka berpaling ke masa lalu dan menemukan ide
cerita pada berbagai seni teater tradisional. Merekan mengangkat ide cerita
teater tradisional itu dan menjadikannya sebagai suatu karya yang dikenal
dengan film atau sinetron. Seni teater tradisional yang diangkang ke
sinetron dan film adalah seni teater yang bertemakan kebaikan lawan
kejahatan, cinta, bakti kepada orang tua, komedi, perjuangan melawan
kemiskinan keluarga, dokumenter, dan sebagainya. Tuntutan kebutuhan
yang dipaparkan di atas melahirkan berbagai karya seni teater dan
seniman-seniman berbakat dan penuh imajinasi pada bidang seni teater,
diantaranya adalah Usmar Ismail, Asrul Sani, Teguh Karya, Soekarno M
Noor, Arifin C. Noor, W.S Rendra, dan lain-lain.
Perhatikan gambar di samping dan
jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Coba kalian deskripsikan tentang seni
pertunjukan di samping!
2.
Apakah karya seni tersebut sudah
menjadi budaya di masyarakat?
Jelaskan!
3.
Bagaimana perkembangan karya seni
tersebut sekarang ini?
Coba kalian peragakan salah satu tarian yang kalian kuasai!
Investigasi Budaya:
“Coba kembangkan rasa keingintahuan dan wawasan kebhinekaan
serta orientasi kecakapan pada diri kalian!”
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
16
B.
Hubungan Seni, Seniman, dan Masyarakat
Pernahkah kalian bertamasya ke suatu daerah tertentu dan melihat
hasil karya seni masyarakat tersebut? Ternyata setelah kalian amati hasil
karya seni mereka berbeda dengan hasil karya seni pada masyarakat di
daerah kalian atau daerah lainnya. Kalian kemudian bertanya-tanya
mengapa hasil karya seni berbeda-beda pada masyarakat yang berlainan?
Apakah ada hubungan antara hasil karya seni dengan kehidupan dan pola
perilaku masyarakatnya?
Kebudayaan pada masyarakat tidak lepas dari pola perilaku
masyarakat dalam menciptakan karya seni. Hubungan ini terjadi secara
alamiah yang membentuk suatu instrumen dari karya seni. Beberapa
instrumen dari karya seni adalah:
1.
Seni
Seni adalah produk jenis perilaku manusia yang khusus, penggunaan
imajinasi secara kreatif untuk membantu kita menerangkan, memahami
dan menikmati hidup. Ketika seorang penari menari, ia menghasilkan
perilaku manusia yang khusus, yaitu tarian. Ia tidak menari bagai seorang
robot. Ia menari dengan imajinasi yang kreatif sesuai dengan
penghay
atannya terhadap pesan dan makna tarian itu. Tarian yang
diperankannya membantu para penikmat seni untuk memahami dan
menikmati hidup sesuai pesan dan makna tarian itu.
Setiap bentuk seni lahir dari situasi dan kondisi alam serta berusaha
untuk menjelaskan situasi dan kondisi alam fisik manusia. Misalnya, ketika
seorang pelukis melukis tanah yang gersang dengan dinaungi awan hitam
pekat, lukisan itu lahir dari imajinasinya mengenai situasi dan kondisi alam
fisik manusia, yaitu kegersangan dan masa depan yang buram. Penjelasan
yang hendak diberikan lukisan itu adalah bahwa alam sangat gersang
dapat menyebabkan kesengsaraan kehidupan manusia.
Kesenian juga untuk melambangkan kritik sosial terhadap situasi dan
kondisi sosial serta pemerintah. Kita sering melihat kelompok teater yang
bermain drama di jalanan. Mereka menggunakan berbagai aksesoris dan
lambang. Setelah mereka bermain drama yang memilukan, pentas di akhir,
dengan menghancurkan sesuatu atau mengarak peti mati. Pembakaran
itu dapat dimaknai sebagai protes dan kemarahan. Peti mati berarti
kematian. Apa yang mereka protes, bila mereka protes terhadap pemerintah
atau lainnya berarti mereka menunjukkan kemarahannya kepada
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
17
pemerintah. Apa yang mereka protes, bila mereka protes terhadap
pelaksanaan demokrasi berarti mereka ingin mengatakan bahwa
pelaksanaan demokrasi sudah mati.
Dalam kehidupan sehari-hari seni digunakan untuk menggambarkan
rasa cinta, kasih sayang, dan keindahan. Contohnya, adalah lukisan
Monalisa yang terkenal itu untuk menggambarkan kecantikan,
keanggunan dan keindahan. Tentu saja hal ini sangat mungkin dilakukan
dengan penuh rasa cinta. Kita juga sering melukis orang lain yang kita
sayangi, kita gambar dengan penuh hati-hati dan kesabaran yang lahir
dari hati yang penuh sayang. Akhirnya, lahirlah gambar wajah yang sangat
kita kenal.
Kita akan mengetahui bahwa seni selalu memiliki tujuan yang berguna
dan praktis dalam kehidupan manusia. Di atas telah dikatakan bahwa
lagu tentang laut bertujuan untuk membangkitkan semangat para awak
kapal untuk mendayung perahu. Lukisan tanah gersang bertujuan
menyadarkan untuk menghentikan penggundulan hutan. Drama dengan
simbol peti mati betujuan mengingat pemerintah untuk menjalankan
pemerintahan yang demokratis, dan sebagainya. Tetapi pada saat ini,
manusia cenderung menikmati seni untuk tujuan hiburan belaka, untuk
memenuhi rasa keindahan yang dimiliki rasa estetikanya. Dalam studi
Antropologi, yang paling utama kita ketahui dari suatu hasil seni adalah
tujuan yang beguna dan praktis dalam kehidupan.
2.
Seniman
a.
Siapa Seniman dan Apa Kegiatan Seniman?
Siapakah seniman? Bila seni dipahami
sebagai kegiatan yang kreatif bukan
hasilnya maka setiap orang adalah seniman.
Bila manusia merasakan ada nyanyian di
dalam hatinya maka ia akan menyanyi. Ia
adalah seniman. T
ukang ukir mengambil
sebuah gading dan mengukir tanpa tujuan.
Ia terus mengukir sambil terus berpikir dan
akhirnya menemukan bentuk ukiran yang
akan diukir, yaitu anjing laut. Semua orang
dapat melakukan proses yang sama,
mengambil pensil dan kanvas, seraya terus
menggoreskan penanya tanpa tujuan yang
Gambar 1.5
setiap seniman harus
mampu berkreasi dalam berimajinasi
untuk menciptakan seni
Sumber:
Indonesian Heritage
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
18
jelas. Setelah proses itu berjalan beberapa lama, akhirnya Ia menemukan
bentuk lukisan dan menyempurnakannya. Kita semua bisa melakukan
hal yang sama, yaitu menciptakan karya seni sebagai suatu proses atau
kegiatan yang kreatif, sehingga semua manusia adalah seniman.
Apabila seni dipahami sebagai hasil berupa karya-karya seni, yaitu lagu,
puisi, patung, lukisan, dan sebagainya maka seniman adalah orang yang
dapat menghasilkan karya seni. Menurut pengertian ini, tidak semua orang
dapat disebut seniman, yang dapat dikategorikan seniman adalah hanya
orang yang dapat menghasilkan karya seni. Mereka diantaranya adalah
Wage Rudolf Supratman pencipta lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia
Raya”. Affandi, Surono, Hendra, Sudjojono dari kalangan pelukis yang
banyak menghasilkan karya seni berupa lukisan, dan sebagainya.
Kegiatan seniman adalah melakukan kegiatan berkesenian, seperti
menyanyi, mencipta dan membaca puisi, melukis, akting, dan sebagainya.
Kegiatan berkesenian dapat dipandang, sebagai:
1)
Penyaluran kekuatan adi-kodrati.
2)
Penyaluran bakti (kepada Tuhan, atau pemimpin).
3)
Melestarikan warisan nenek moyang.
4)
Sarana atau komponen pendidikan (baik dalam aspek penerusan nilai-
nilai budaya maupun pengembangan kreativitas).
5)
Kegiatan bersenang-senang dan berhibur.
6)
Sarana mata pencaharian hidup.
Dalam “budaya Indonesia karya Edi Sedyawati” dipaparkan beberapa
contoh hakekat kegiatan berkesenian oleh seniman. Contoh-contoh itu
dikutipkan sebagai berikut :
1)
Seorang seniman kecapi Cianjuran menyatakan bahwa penyajian
tembang-tembang Sunda Cianjuran adalah sarana menumbuhkan
rasa yang amat mendalam yang membuat orang masuk ke dalam
“kekosongan”, semacam keterlepasan dari keterikatan hidup sehari-
hari.
2)
Seorang dalang wayang golek Sunda menyatakan bahwa penyajian
seninya pada hakikatnya adalah aktualisasi situasi masa kini yang
dihadapi bersama oleh dalang, penanggap, maupun penontonnya.
Atas dasar fungsi kegiatan berkesenian di atas dan tujuan kegiatan
berkesenian di atas setiap karya seni memiliki hakekat unik. Hakekat karya
seni memiliki berbagai kemungkinan, di antaranya sebagai:
1)
Kekuatan adi kodrati yang menjelma.
2)
Ide yang mewujud.
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
19
3)
Energi yang mewujud.
4)
Sarana kesinambungan tradisi.
5)
Wujud kreativitas.
6)
Sarana bersenang.
b.
Kebebasan Berkreasi
Kesenian adalah proses kreatif seniman
dalam olahan renungan intuisi, kepekaan seni
dan nurani kesenimanan ketika berhadapan
dengan problematika masyarakat, persoalan
hidup atau pun gugatan rasa religiusitas serta
kejujuran untuk senantiasa setia pada nurani.
Berkesenian berarti proses kreatif seniman
dengan menggunakan intuisi, kepekaan dan
hati nurani dalam menilai permasalahan
masyarakat, persoalan hidup atau pun rasa
keimanan dan ketakwaan yang dituangkan
dalam salah satu bentuk hasil kesenian, seperti
puisi, drama, lukisan, film atau tari, dan
sebagainya. Banyak orang berkata bahwa
kesenian adalah kritik sosial.
Seniman dalam menciptakan seni dengan melakukan proses kreatif
yang membutuhkan adanya jaminan kebebasan berkreasi. Kebebasan
seniman untuk mengomentari kehidupan sosial dalam wujud hasil seni.
Kebebasan seniman untuk mengajak masyarakat kembali pada nilai-nilai
dasar religi yang diwujudkan dalam bentuk seni. Kebebasan seniman
untuk menggalang solidaritas sosial yang dinyatakan dalam bentuk hasil
seni. Seniman bebas melakukan apa saja dalam berkreasi dalam
berkesenian untuk menghasilkan seni.
Ekspresi kebebasan berkesenian oleh seniman hanya tunduk pada satu
perintah, yaitu hati nurani. Hati nurani selalu menyuarakan keikhlasan,
kejujuran dan pengabdian. Keikhlasan adalah suatu keadaan atau kondisi
yang sesuai dengan sikap dan perbuatan yang dilakukan dengan tulus
hati, hati yang bersih dan jujur. Sikap dan perbuatan ikhlas mengandung
unsur-unsur
tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balas jasa,
dan
dilakukan
dengan sukarela.
Bila salah satu dari ketiga unsur itu tidak terpenuhi dalam
berkesenian maka tidak akan terwujud keikhlasan dalam berkesenian.
Kejujuran adalah suatu keadaan atau kondisi yang sesuai dengan sikap
dan perbuatan yang dilakukan dengan tidak curang dan penuh ketulusan
hati. Sikap dan perbuatan jujur mengandung unsur-unsur yang seharusnya
Gambar 1.6
Di dalam
masyarakat Bali banyak ditemukan
seniman kelas dunia
Sumber:
Periplus Bali Guides
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
20
(sesuai dengan norma-norma masyarakat) dan yang sebenarnya (sesuai
dengan kenyataan). Bila salah satu dari kedua unsur itu tidak terpenuhi
dalam proses berkesenian maka tidak akan terwujud kejujuran oleh
seniman.
Dengan cara kerja seniman yang demikian maka tidak jarang hasil
kerja seniman tidak disukai oleh pihak-pihak tertentu karena dianggap
mengganggu kenyamanan mereka. Tidaklah mengherankan apabila
pemerintah Indonesia di masa lalu pernah melarang pementasan-
pementasan seni karena dianggap mengganggu kenyamanan pemerintah
yang berkuasa. Pelarangan seni dimaksud diantaranya dapat dicatat,
pelarangan “Opera Kecoa” Teater Koma-nya Nano Riantiarno
dan
pelarangan
pembacaan dua puisi Rendra pada pekan seni Hari Ulang Tahun Ismail
Marzuki.
Dengan sederhana dapat dikatakan bahwa penggunaan
kebebasan berekspresi oleh seniman adakalanya menghasilkan seni yang
mengganggu kenyamanan pemerintah, keamanan dan ketertiban
kehidupan masyarakat. Contoh lainnya, adalah foto bugil Anjasmara yang
diklaim sebagai hasil seni dan dipajang dalam sebuah pameran seni. Hal
ini mengundang reaksi keras dari masyarakat Indonesia, bahkan
permasalahanannya sempat di bawa ke pengadilan.
c.
Tanggung Jawab Berkesenian
Setiap kebebasan berekspresi yang berlebihan oleh seniman dapat saja
menimbulkan keresahan masyarakat. Oleh karena ini para seniman perlu
juga memperhatikan tanggung jawab dalam kebebasan berekspresi,
Singkatnya kebebasan yang bertanggung jawab dalam berekspresi.
Bagaimanapun juga seniman adalah makhluk sosial, oleh karena itu
seniman juga harus mendukung terwujudnya kedamaian dan
ketenteraman masyarakat melalui karya-karya seninya. Bagaimanapun
juga seniman adalah anggota suatu bangsa, oleh karena itu seniman juga
harus memperkokoh persatuan dan kesatuan melalui karya seninya.
Bagaimanapun juga, seniman adalah anggota suatu negara. Oleh karena
itu seniman harus mengajak orang untuk mematuhi norma-norma yang
berlaku di negaranya melalui karya-karya seninya.
Kebebasan berekspresi seniman harus digunakan dalam kerangka
tanggung jawab mewujudkan kedamaian ketenteraman masyarakat,
persatuan dan kesatuan serta kepatuhan pada norma-norma negara. Karya
seni selayaknya selaras dengan nilai-nilai masyarakat, bangsa dan negara.
Bila bertentangan maka karya seni itu akan mendapat reaksi yang tidak
diharapkan dari masyarakat, bangsa dan pemerintah. Kebebasan
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
21
berekspresi yang berlebihan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat
dan melahirkan perilaku anarkhis dalam wujud karya seni. Sebaliknya
pengekangan terhadap kebebasan berekspresi seniman oleh negara akan
menghambat lahirnya karya-karya seni sebagai hasil ekspresi olah pikir
yang mengabdi pada hati nurani, kejujuran, dan keikhlasan. Terjadi
pengekangan terhadap salah satu hak asasi manusia, yang pada akhirnya
menghambat kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Yang dibutuhkan
adalah kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab oleh seniman.
Pengertian tanggung jawab
adalah keharusan manusia menanggung
berbagai akibat dari perbuatan yang dilakukan berdasarkan hak.
Tanggung jawab seniman adalah keharusan seniman menanggung
berbagai akibat dari karya seni yang dihasilkan berdasarkan kebebasan
berekspresi. Contohnya Siap dipenjara apabila dinilai bahwa karya seni
yang dihasilkan menghina pejabat negara, kepala negara, dan sebagainya.
Oleh karena ini sebelum mempublikasikan karya seni, seorang seniman
hendaknya mempertimbangkan dengan sungguh apakah karya seni yang
dihasilkannya sudah sesuai dengan nilai-nilai masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia? Bila sudah, siap untuk dipublikasikan. Bila belum, maka
tidak ada salahnya untuk menunda publikasinya.
3.
Masyarakat
a.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa
manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan
dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.
Ada dua syarat utama
terjadinya masyarakat, yaitu terdapat dua orang atau lebih dan terdapat
Investigasi Budaya:
“Coba tumbuhkan kecakapan dan wawasan kebhinekaan serta
orientasi kecakapan pada diri kalian”
Coba perhatikan gambar kesenian
barongsai di samping, kemudian
jawablah pertanyaan di bawah ini.
Pesan apa yang dapat kalian tangkap dan
maknai dari kesenian tersebut? Coba
jelaskan!
Coba kalian peragakan tarian barongsai
bersama teman-teman kalian!
Sumber:
Tempo, Agustus 2004
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
22
sifat saling mempengaruhi atau pertalian kebatinan yang terjadi dengan
sendirinya. Masyarakat bukannya ada dengan hanya menjumlahkan
adanya dua orang atau lebih saja, tetapi di antara mereka harus ada
pertalian satu sama lain.
Sifat saling mempengaruhi antaranggota masyarakat setidaknya
ditandai oleh adanya kesadaran dari setiap anggota terhadap adanya
anggota lain. Kesadaran akan adanya orang lain menumbuhkan sikap
dan perbuatan untuk memperhatikan orang lain itu dalam tiap langkahnya.
Keberadaan orang lain itu mempengaruhi gerak langkah kehidupannya.
Bila cara memperhatikan itu telah menjadi adat, tradisi atau lembaga maka
perhatian terhadap orang lain itu akan tetap terpelihara sekalipun tidak
ada seseorang di dekatnya.
Contohnya, adalah untuk menghindari terjadinya tabrakan antar
pejalan kaki maka orang berjalan di sebelah kiri jalan. Inti menghindari
tabrakan adalah perhatian akan adanya orang lain. Bila cara perhatian itu
(berjalan di sebelah kiri jalan) telah menjadi peraturan atau adat maka
orang akan tetap berjalan di sebelah kiri jalan meskipun tidak ada orang
di sekitarnya.
b.
Masyarakat dan Seni
Masyarakat adalah sumber seni. Tidak ada seni bila tidak ada
masyarakat. Setiap masyarakat melahirkan seni. Setiap masyarakat
memiliki seni. Seni adalah hasil dari masyarakat sesuai dengan
perkembangan peradabannya. Kesenian mencerminkan nilai-nilai yang
dianut suatu masyarakat dan sekaligus merupakan cara untuk mewariskan
nilai-nilai tersebut kepada generasi berikutnya di samping sebagai berbagai
fungsi lainnya, seperti fungsi hiburan dan penyaluran kekuatan adi kodrati.
Ketika cerita rakyat (
folklore)
begitu akrab dengan kehidupan manusia,
ia sering digunakan untuk menunjukkan dan mewariskan nilai-nilai
masyarakat kepada generasi berikutnya. Cerita rakyat terdiri dari mitos,
legenda dan dongeng. Mitos pada dasarnya bersifat religius, karena
memberi rasio pada kepercayaan dan praktek keagamaan. Fungsi mitos
adalah memberi gambaran dan penjelasan tentang alam semesta yang
teratur, yang merupakan latar belakang perilaku yang teratur.
Legenda adalah cerita-cerita semihistoris yang memaparkan perbuatan
para pahlawan, perpindahan penduduk dan terciptanya adat kebiasaan
lokal, dan yang istimewa, selalu berupa campuran antara realisme dan
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
23
supernatural. Fungsinya untuk mengibur dan untuk memberi pelajaran
serta untuk membangkitkan kebanggaan orang atas keluarga, suku atau
bangsa. Malin Kundang dan Si Mardan adalah contoh legenda masyarakat
Minangkabau dan Batak yang hendak menanamkan sekaligus sebagai
sarana untuk mewariskan pentingnya nilai kepatuhan dan hormat kepada
orang tua serta menjauhi sikap durhaka kepada orang tua karena
akibatnya sangat buruk bagi yang bersangkutan.
Dongeng adalah cerita kreatif yang diakui sebagai khayalan untuk
keperluan hiburan. Meskipun mungkin juga memberi wejangan atau
memberi pelajaran praktis mengenai suatu nilai, sekaligus sebagai sarana
untuk mewariskan nilai tersebut. Superman, Batman, dan Robin Hood
adalah contoh dongeng masyarakat modern. Selain sebagai hiburan,
dongeng tersebut juga hendak mengajarkan sekaligus menanamkan nilai-
nilai, tertentu, seperti nilai-nilai kepahlawan, keberanian membela
keberanian, bersikap jujur, berani membela orang yang lemah, dan
sebagainya. Setiap masyarakat pasti memiliki dongeng
Superman
,
Batman
,
dan
Robin Hood
menurut versinya masing-masing.
Masyarakat selalu memiliki seni. Kesenian setiap bersifat unik, berbeda
satu sama lainnya. Setiap seni adalah hasil perenungan seniman terhadap
masyarakatnya. Oleh karena itu, karya seni selalu mencerminkan ide-ide
dan nilai-nilai masyarakatnya. Berikut ini akan dipaparkan bukti-buktinya
dari seni masyarakat suku bangsa Indonesia.
1)
Kesenian Aceh banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, namun
telah dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan sosial
budaya Aceh sendiri. Seni Kaligrafi Arab juga banyak berkembang di
daerah ini, seperti terlihat pada berbagai ukiran dan relief mesjid,
rumah dan surau mereka. Sementara itu seni tari yang terkenal dari
Aceh adalah seudati, seudati inong dan sudati tunang (Zulyani
Hidayah, 1999).
2)
Suku bangsa Bengkulu mendiami daerah sekitar Kotamadya
Bengkulu, pesisir pantai kabupaten Bengkulu Utara dan kabupaten
Bengkulu Selatan. Kesenian lama yang masih bertahan hingga saat
ini diantaranya adalah dendang Melayu, sendratari randai, tari
saputangan, tari payung, dan tari lilin. Alat-alat musik tradisionalnya
adalah rebab, terbang, gendang, seruling, gong, kulintang, dan
sebagainya (Zulyani Hidayah, 1999).
3)
Suku bangsa Betawi merupakan suatu suku bangsa baru yang
terbentuk oleh berbagai campuran suku bangsa lain sejak zaman
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
24
Jakarta masih sebagai pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa,
kemudian berubah menjadi Batavia. Suku bangsa ini dulu mungkin
berasal dari orang-orang Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makasar, Bali,
Ambon, dan rasa lain, seperti Arab, Cina, Portugis, dan sebagainya.
Kesenian Betawi yang masih hidup dan berkembang sampai sekarang,
antara lain ondel-ondel, yaitu orang-orangan berukuran besar dari
anyaman bambu dan diberi baju serta dipakai untuk menari. Dalam
seni musik dikenal gambang kromong, gambang muncak, dan
sambrah. Seni tradisionalnya yang terkenal adalah lenong Betawi
(Zulyani Hidayah, 1999).
4)
Orang Bugis sering juga disebut orang Ugi. Suku bangsa ini mendiami
beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, seperti Kabupaten
Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Wajo, Sidenreng-Rappang,
Pinrang, Polewali-Mamasa, Enrekang, Pare-Pare, Barru, Maros, dan
Kepulauan Pangkajene. Pada umumnya orang Bugis beragama Is-
lam. Kebudayaan tradisional Bugis telah melahirkan berbagai macam
jenis kesenian, berbagai macam tarian, seni tradisi lisan (sinlirik), alat
musik gesek (kesooeso), syair, dan pantun klasik (kelong).
5)
Orang Kutai umumnya berdiam di Kabupaten Kutai, Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam bidang kesenian, orang Kutai mengenal
seni sastra yang disebut tarsulan, yaitu syair yang dibacakan dengan
berlagu. Biasanya dibawakan pada upacara perkawinan, kithanan,
naik ayunan, dan khatam Al Quran. Ada pula yang disebut
betingkilan, yaitu seni berbalas pantun antarpemuda dan gadis sambil
berlagu.(Zulyani Hidayah, 1999).
Ada beberapa bentuk kesenian di masyarakat, di antaranya folklore
adalah istilah dari abad kesembilan belas untuk menunjuk cerita lisan
tradisional dan pepatah-pepatah petani Eropa, dan kemudian
diperlukan sehingga meliputi tradisi lisan yang terdapat di semua
masyarakat. Epik adalah cerita lisan yang panjang, kadang-kadang
dalam bentuk puisi atau prosa ritmis, yang menceritakan perbuatan-
perbuatan besar dalam kehidupan orang yang sebenarnya atau yang
ada dalam legenda. Kedua bentuk kesenian cerita ini digunakan
untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak di Eropa maupun
Amerika.
William A. Havikad (1999: 231)
Wahana Antropologi
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
25
4.
Hubungan Seni, Seniman dan Masyarakat
Pada masa Purba, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat saat
itu, karya seni terjelma dalam lukisan jari-jari tangan dan hewan buruan
dan simbol-simbol lainnya pada dinding-dinding gua. Simbol itu
dimaksudkan untuk melambangkan kepercayaan dan sarana peribadatan
masy
arakat pada masa itu untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
Pada masa Hindu Budha, karya seni sangat dipengaruhi oleh nilai-
nilai Hindu Budha, seperti tampak pada patung-patung yang terdapat di
berbagai candi-candi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti
Bali dan kawa Tengah, yang menggambarkan para dewa dengan beberapa
hiasan yang memiliki makna penting bagi masyarakat Hindu Budha,
seperti Padma Teratai, Swatika, Kalamakara dan Kinnara.
Pada masa Islam, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang
sangat kental dengan nilai-nilai agama Islam maka lahir karya seni yang
merefleksikan simbol-simbol dan nilai-nilai Islam. Contohnya, adalah
kaligrafi yang terdapat pada berbagai iptek manusia, seperti belati, tombak,
pedang dan panji-panji, pada bidang musik kita mengenal rebana yang
identik dengan musik bernuansa Islam.
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga mempengaruhi karya seni
Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai memasuki masa modern. Sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat maka seni yang berkembang adalah
seni musik di samping berbagai jenis musik lainnya. Sumbangan nilai Barat
terhadap seni masyarakat Indonesia adalah oktaf, ritme, dan nada, yang
sering membawakan nilai-nilai kesetaraan, kemerdekaan dan kebebasan.
Dintinjau dari perkembangan seni, masa ini masyarakat Indonesia
memasuki masa postmodern. Jenis dan bentuk seni terus mengalami
perkembangan, eksperimen seni diadakan. Muncul seni kontemporer
melengkapi seni yang sudah mapan. Seni post modern membawa struktur
perasaan yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat pendukungnya.
Menurut Chris Baker (2005), struktur perasaan post modern adalah :
a.
Pengertian akan ciri hidup yang fragmentaris, ambigu, dan tak pasti
b.
Kesadaran akan sentralisasi hal-hal yang mungkin terjadi.
c.
Pengakuan terhadap perbedaan.
d.
Percepatan laju kehidupan.
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
26
Seniman baik dalam arti semua orang atau orang yang menghasilkan
karya seni pada hakekatnya melakukan kegiatan berkesenian sebagai
aktualisasi situasi masa kini yang dihadapi oleh masyarakat. Seniman yang
menghasilkan lukisan wanita yang sangat cantik mungkin sedang
mengaktualisasikan rasa cintanya yang sangat besar terhadap wanita.
Setiap orang pada dasarnya memiliki rasa cinta, itulah sebabnya lukisan
itu disukai setiap orang.
Seniman yang menghasilkan lukisan alam yang penuh kedamaian
hendak menyampaikan pesan betapa baiknya hidup dalam damai, hal ini
sekaligus sebagai protes terhadap ketidakdamaian yang terjadi di
masyarakatnya, dan sebagainya. Dan hampir semua seniman melakukan
kegiatan seni dengan melihat pada situasi dan kondisi masyarakatnya.
Karya seni adalah pujian, protes dan aktualisasi terhadap/dari situasi dan
kondisi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan
seni, seniman dan masyarakat adalah:
a.
Masyarakat selalu memiliki seni yang dilahirkan oleh beberapa
senimannya.
b.
Masyarakat adalah sumber inspirasi bagi seniman dalam melahirkan
karya seni.
c.
Karya seni adalah sarana seniman untuk mengkritik dan memperbaiki
keadaan masyarakatnya.
1.
Uraikanlah makna kegiatan berkesenian!
2.
Siapakah yang dimaksud dengan seniman?
3.
Tuliskan fungsi seni dalam kehidupan manusia!
4.
Bagaimanakah seniman mewujudkan tanggungjawabnya
dalam melakukan kegiatan berkesenian? Jelaskan!
Coba kalian lakukan kegiatan wawancara dan dialog dengan seniman
di daerah kalian.
Analogi Budaya:
“Mari kembangkan orientasi kecakapan pada diri kalian!”
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
27
C.
Sikap Terhadap Dampak Potensi Seni
1.
Pengertian
a.
Sikap
P
engertian sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu. Sikap merupakan
respon seseorang terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek pada umunya terwujud dalam dua bentuk,
yakni suka atau tidak suka, mendukung atau tidak mendukung, dan
memihak atau tidak memihak. (Dirangkum dari pendapat Petty dan
Cacioppo, Louis Thurstone dan La Pierre). Sikap menimbulkan opini yakni
pernyataan sikap yang sangat spesifik atau sikap dalam artian yang sempit.
Opini sangat situasional dan dibentuk dari sikap yang sudah mapan.
Opini tidak selalu seiring dengan sikap. Contohnya, Orang yang
bersikap tidak setuju terhadap pengguguran bayi dihadapkan pada suatu
pilihan, yakni seorang Ibu dalam proses persalinan dapat tetap hidup tetapi
bayinya tidak selamat atau bayinya dapat tetap hidup tetapi ibunya tidak
selamat. Pada kasus ini kemungkinan besar orang yang bersangkutan akan
memilih agar sang Ibu saja yang diselamatkan dan sang bayi diselamatkan.
Dalam kasus ini, tidak setuju terhadap pengguguran bayi adalah contoh
sikap, sedang ketika dihadapkan pada situasi yang sulit dan pada akhirnya
setuju terhadap pengguguran bayi adalah contoh opini.
Pengklasifikasian sikap seseorang terhadap karya seni dapat mengambil
bentuk dalam sikap radikal, liberal, moderat, status quo, dan reaksioner atau
konservatif. Dengan merujuk pada pendapat A. Lawrence Lowell, ada dua
tolak ukur dalam menentukan sikap terhadap karya seni, yaitu:
1)
Tanggapan seseorang terhadap keadaan sekarang, yaitu sikap puas
(
contented
) dan sikap kecewa (
discontented
).
2)
Tanggapan seseorang terhadap masa depan, yaitu orang yang penuh
harapan akan kemajuan (
sanguine
) dan orang yang tidak percaya
akan kemajuan (
nonsanguine
).
Jawaban yang diajukan setiap orang terhadap tolak ukur di atas akan
menunjukkan sikapnya terhadap karya seni, yakni :
1)
Orang yang puas dengan keadaan dan perkembangan seni sekarang
ini dan mempunyai kepercayaan akan kemajuan seni disebut orang
dengan sikap liberal.
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
28
2)
Orang yang puas dengan keadaan dan perkembangan seni sekarang
dan tidak mempunyai kepercayaan akan kemajuan seni disebut or-
ang dengan sikap konservatif.
3)
Orang yang kecewa dengan keadaan dan perkembangan seni
sekarang dan mempunyai kepercayaan akan kemajuan seni disebut
orang dengan sikap radikal
4)
Orang yang kecewa dengan keadaan dan perkembangan seni
sekarang dan tidak mempunyai kepercayaan akan kemajuan seni
disebut orang dengan sikap reaksioner.
5)
Orang yang puas dengan keadaan dan perkembangan seni sekarang
dan tidak menginginkan adanya perubahan alias ingin
mempertahankan keadaan seni saat ini sebisa mungkin disebut orang
dengan status quo.
6)
Orang yang selalu percaya akan adanya kemajuan seni dan berusaha
menyesuaikan diri dengan keadaan kemajuan seni zaman ini disebut
dengan orang moderat.
b.
Dampak Potensi Seni
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “dampak” mengandung
makna benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik negatif
maupun positif. Pengertian potensi diri dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah
kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan
. Saya dan Anda memiliki
kemampuan, kekuatan, daya, dan kesanggupan yang hebat yang
mungkin tidak terbayangkan oleh siapapun sampai saat ini. Potensi diri
adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang
memilikinya. Pada kondisi normal kita hanya sanggup berlari biasa saja,
tetapi ketika dalam ancaman bahaya (misalnya, dikejar binatang buas)
kita sanggup berlari sangat cepat di luar dugaan kita sebelumnya. Persoalan
yang kita hadapi adalah bagaimana caranya agar potensi diri dapat
dikembangkan dan diwujudkan menjadi kenyataan yang dapat memberi
manfaat bagi kehidupan kita bersama.
Mengapa ada seniman hebat dan seniman biasa-biasa saja? Mengapa
ada pemenang dan pecundang dalam bidang seni? Menurut Buckminster
Fuller, setiap manusia terlahir jenius ke dunia. Kalau begitu mengapa ada
orang kaya dan miskin, ada orang pintar dan bodoh? Jawabannya hanya
satu, yaitu; sang seniman hebat, para pemenang, orang kaya dan orang
pintar sudah dapat mengenali, mengolah, menggali dan mewujudkan
potensi dirinya menjadi suatu kenyataan. Bill Gates menjadi orang terkaya
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
29
karena Ia berhasil menggali potensi dirinya menjadi suatu kenyataan.
Beckham menjadi pesepakbola tersohor karena berhasil menggali potensi
dirinya. Marah Rusli, Chairil Anwar, dan Ahmad Afandi menjadi seniman
hebat karena mereka berhasil menggali dan mewujudkan potensi dirinya.
Para pecundang, orang miskin, orang bodoh, dan para seniman yang biasa-
biasa saja adalah orang yang belum berhasil mengenali dan menggali dan
mewujudkan potensi dirinya menjadi suatu kenyataan.
Ada banyak pengertian mengenai seni sebagaimana diutarakan pada
bagian terdahulu. Pengertian Seni adalah produk jenis perilaku manusia
yang khusus untuk melambangkan kritik sosial terhadap situasi dan
kondisi sosial serta pemerintah. Kita sering melihat kelompok teater
bermain drama dijalanan. Mereka menggunakan berbagai aksesoris dan
lambang. Setelah mereka bermain drama yang memilukan, pentas diakhir
dengan menghancurkan sesuatu atau mengarak peti mati. Pembakaran
itu dapat dimaknai sebagai protes dan kemarahan. Peti mati berarti
kematian. Apa yang mereka protes, bila mereka protes terhadap pemerintah
atau lainnya berarti mereka menunjukkan kemarahannya kepada
pemerintah. Apa yang mereka protes, bila mereka protes terhadap
pelaksanaan demokrasi berarti mereka ingin mengatakan bahwa
pelaksanaan demokrasi sudah mati.
Pengertian seni adalah jenis perilaku manusia yang khusus untuk
menggambarkan rasa cinta, kasih sayang, dan keindahan. Contohnya,
adalah lukisan Monalisa yang terkenal itu untuk menggambarkan
kecantikan, keanggunan dan keindahan. Tentu saja hal ini sangat mungkin
dilakukan dengan penuh rasa cinta. Diantara kita juga sering melukis orang
lain yang kita sayangi, kita gambar dengan penuh hati-hati dan kesabaran
yang lahir dari hati yang penuh sayang. Akhirnya lahirlah gambar wajah
yang sangat kita kenal.
Dampak potensi seni dapat diartikan sebagai pengaruh kuat yang
bersumber dari segala upaya mewujudkan kemampuan terpendam yang
dimiliki setiap seniman untuk mewujudkan karya seni yang bernilai tinggi.
Setiap seniman melakukan penjelajahan dan eksploitasi terhadap
lingkungan dan dirinya sendiri untuk mewujudkan karya seni yang terbaik.
Pengaruh apa yang ditimbulkan dari suatu lagu terhadap kehidupan
masyarakat? Pengaruh apa yang ditimbulkan oleh pertambahan jumlah
penduduk terhadap kehidupan masyarakat? Pengaruh apa yang
ditimbulkan oleh karya lukisan terhadap masyarakat Indonesia? Pengaruh
apa yang ditimbulkan oleh karya seni patung terhadap masyarakat
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
30
Indonesia? Pengaruh apa yang ditimbulkan oleh karya seni tari terhadap
kehidupan masyarakat? Pengaruh itu dapat dikelompokkan menjadi
pengaruh positif dan pengaruh negatif. Disebut berpengaruh positif apabila
mendatangkan kesejahteraan, keamanan, dan kedamaian hidup
masyarakat. Disebut berpengaruh negatif apabila karya seni menimbulkan
ketidakdamaian, ketidaktenangan dan ketidakteraturan di masyarakat.
Perhatikan gambar di samping!
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Menurut kalian, apakah ada
dampak dari kesenian tari
perang di Papua bagi negara
dan masyarakat!
2.
Jelaskan sikap kalian terhadap
bentuk kesenian demikian!
Coba kalian peragakan beberapa
tarian yang berasal dari daerah lain!
2.
Menentukan Sikap terhadap Dampak dari Potensi Seni
Kegiatan berkesenian pembebasan dan penyaluran gejolak daya
kreatifnya. Dari sini lahirlah karya-karya seni yang menghibur dan
membuat hidup manusia bergairah. Untuk melepaskan kepenatan,
kesedihan, kegembiraan serta berbagai ekspresi jiwa lainnya, banyak orang
bernyanyi dan melukis. Hasilnya beban jiwa berkurang dan hidup kembali
bergairah.
Melalui karya seni, para seniman hendak mewariskan beberapa nilai
yang dianggap penting oleh masyarakatnya. Nilai kejujuran,
kepahlawanan dan keberanian membela kebenaran hendak diwariskan
melalui berbagai cerita sinetron. Nilai cinta tanah air
, kebanggaan terhadap
bangsa dan negara Indonesia dinyatakan dan diwariskan melalui lagu
kebangsaan “Indonesia Raya” dan berbagai lagu lainnya. Nilai keceriaan
dan kepolosan anak-anak hendak dinyatakan dan diwariskan melalui lagu
anak-anak, dan sebagainya.
Investigasi Budaya:
“Coba tumbuhkan rasa keingintahuan dan wawasan kebhinekaan
serta orientasi kecakapan pada diri kalian!”
Sumber:
Kompas
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
31
Kegiatan berkesenian dapat juga dilakukan sebagai sarana mata
pencaharian. Banyak group band Indonesia menjadi terkanal dan kaya
raya. Contohnya, adalah Dewa 19, Slank, dan Peter Pan. Disamping itu,
kita juga mengenal beberapa penyanyi solo Indonesia, seperti Krisdayanti,
Glenn Fredly, Agnes Monica, Irwansyah, Acha Septriasa, dan sebagainya.
Mereka menjadi terkenal dan kaya raya. Para penyanyi ini menjadikan
kegiatan berkesenian sebagai kegiatan mata pencaharian.
Kegiatan berkesenian juga dapat mempererat persahabatan. Orang-
orang yang bernyanyi bersama menjadi sangat akrab meskipun pada
awalnya mereka tidak saling kenal. Kegiatan berkesenian juga menambah
khidmat ritual keagamaan, kegiatan berkesenian juga menambah eratnya
persatuan dan kesatuan bangsa. Banyak dampak positif yang diperoleh
dari kegiatan berkesenian. Tentu saja terhadap dampak positif ini, kita
sangar mendukung dan memberi penghargaan yang baik serta
berkewajiban mengembangkannya.
Kegiatan berkesenian merupakan pembebasan dan penyaluran gejolak
daya kreatinya. Adakalanya seniman menggali setiap potensi yang dimiliki
serta mengeksploitasi diri dan orang lain sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya melahirkan karya seni yang kontroversial dan melukai perasaan
masyarakatnya sendiri. Contohnya, adalah lagu
“we are the champion”
pada akhirnya menyeret pemahaman orang bahwa dirinya yang paling
hebat dan meniadakan kekuasaan Tuhan. Lagu ini menimbulkan protes
dari masyarakat yang tidak suka dengan isi pesan lagu itu.
Adakalanya penampilan group band tertentu dalam membawakan
suatu lagu tanpa disadari melecehkan simbol-simbol agama tertentu. Tentu
saja hal ini menimbulkan perasaan tidak puas dari masyarakat. Di lain
pihak, dengan alasan karya seni, banyak orang yang bersedia dilukis
telanjang dan pada akhirnya melahirkan lukisan telanjang untuk tujuan
seni semata, yang oleh orang lain disebut dengan gambar porno. Karya
seni seperti ini sudah sangat sering mendapat protes keras dari masyarakat
Indonesia, karena memberi pengaruh yang buruk pada masyarakat
Indonesia itu sendiri. Masih banyak lagi dampak negatif dari karya seni.
Terhadap dampak negatif ini, kita harus hindari semaksimal mungkin
dalam melakukan kegiatan berkesenian.
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
32
Rangkuman
Amatilah kesenian yang ada di daerah kalian kemudian jawab
pertanyaan di bawah ini!
1.
Bagaimana sikap kalian terhadap kesenian di daerah kalian?
2.
Uraikanlah makna dari potensi seni di daerah kalian!
3.
Bilakah dampak potensi seni di daerah kalian melahirkan
pengaruh positif?
4.
Bilakah dampak potensi seni di daerah kalian melahirkan
pengaruh negatif?
5.
Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap dampak potensi seni?
Coba peragakan salah satu kesenian yang ada di daerah kalian!
Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan universal.
Dimana ada masyarakat disitu ada kesenian. Setiap masyarakat pasti
memiliki kesenian. Setiap suku bangsa di dunia memiliki sistem
kesenian.
Berdasarkan indera pendengaran manusia, maka kesenian dibagi
ke dalam: (1) Seni musik, (termasuk seni musik tradisional), dan (2)
Seni kasusastraan. Cabang kesenian yang tersebut terakhir ini juga
termasuk dalam bagian ini karena dapat pula dinikmati dan dinilai
keindahannya melalui pendengaran (yaitu melalui pembacaan prosa
dan puisi).
Dalam kehidupan sehari-hari seni digunakan untuk
menggambarkan rasa cinta, kasih sayang, dan keindahan.
Contohnya, adalah lukisan Monalisa yang terkenal itu untuk
menggambarkan kecantikan, keanggunan dan keindahan. Tentu saja
hal ini sangat mungkin dilakukan dengan penuh rasa cinta. Kita juga
sering melukis orang lain yang kita sayangi, kita gambar dengan
penuh hati-hati dan kesabaran yang lahir dari hati yang penuh
sayang. Akhirnya, lahirlah gambar wajah yang sangat kita kenal.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa
hubungan seni, seniman dan masyarakat adalah:
Analogi Budaya:
“Ayo kembangkan etos kerja dan orientasi kecakapan pada diri kalian!”
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
33
a.
Masyarakat selalu memiliki seni yang dilahirkan oleh beberapa
senimannya.
b.
Masyarakat adalah sumber inspirasi bagi seniman dalam
melahirkan karya seni.
c.
Karya seni adalah sarana seniman untuk mengkritik dan
memperbaiki keadaan masyarakatnya.
Dampak potensi seni dapat diartikan sebagai pengaruh kuat
yang bersumber dari segala upaya mewujudkan kemampuan
terpendam yang dimiliki setiap seniman untuk mewujudkan karya
seni yang bernilai tinggi. Setiap seniman melakukan penjelajahan
dan eksploitasi terhadap lingkungan dan dirinya sendiri untuk
mewujudkan karya seni yang terbaik.
1.
Evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang
lain, objek atau isu-isu disebut ....
a.
sikap
d.
menolak
b.
opini
e.
setuju
c.
dampak
2.
Sikap positif terhadap diri sendiri, orang lain, objek atau isu-isu
ditunjukan dengan cara ....
a.
netral dan tidak memihak
d.
suka dan mendukung
b.
adil dan tidak berat sebelah
e.
berani, kuat dan tegas
c.
diam dan membisu
3.
Seni adalah produk jenis perilaku manusia yang khusus, penggunaan
imajinasi secara kreatif untuk membantu kita menerangkan,
memahami dan menikmati hidup, contohnya adalah ....
a.
lukisan monalisa
b.
drama atau teater jalanan
c.
novel yang ditulis dengan bahasa indah
d.
tarian yang dibawakan seorang penari
e.
lagu membangkitkan semangat bekerja
A. Pilihlah satu jawaban yang palig benar dengan cara
memberi tanda silang (X) pada huruf
a, b, c, d
atau
e
!
Uji Kompetensi
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
34
4.
Dalam studi Antropologi, yang paling utama kita ketahui dari suatu
hasil seni adalah ....
a.
kritik sosial terhadap situasi dan kondisi sosial
b.
situasi dan kondisi alam yang hendak digambarkannya
c.
cinta, keangungan dan kecantikan yang hendak diekspresikan
d.
tujuan yang beguna dan praktis dalam kehidupan
e.
pemahaman yang diperoleh dari suatu hasil seni
5.
Setiap orang adalah seniman bila seni dipahami sebagai ....
a.
hasil karya seni
b.
perilaku manusia yang khusus
c.
proses atau kegiatan kreatif
d.
kemampuan untuk bernyanyi
e.
ketepatan menggunakan bahasa
6.
Fungsi utama dari karya seni yang mengiringi pelaksanaan tata
upacara keagamaan adalah ....
a.
menunjukkan waktu bersembahyang
b.
sarana pewarisan nilai kepada generasi penerus
c.
penyalur bakti kepada Tuhan yang Maha Esa
d.
meningkatkan emosi (getaran) keagamaan
e.
memanggil orang untuk beribadah
7.
Ekspresi kebebasan berkesenian yang dimiliki para seniman hanya
tunduk pada ....
a.
pemerintah dan penguasa
b.
peraturan perundang-undangan
c.
keinginan orang banyak
d.
hati nurani sendiri
e.
kepuasan penikmat seni
8.
Salah satu unsur kesenian universal adalah ....
a.
kesenian
d.
kecantikan
b.
keindahan
e.
kedamaian
c.
keamanan
9.
Makna seni dari aspek Antropologi adalah ....
a.
seni merefleksikan nilai-nilai budaya masyarakatnya
b.
meneruskan adat-kebiasaan dan nilai-nilai kebudayaan
c.
menambah eratnya ikatan solidaritas masyarakat yang
bersangkutan
d.
menentukan norma untuk perilaku yang teratur.
e.
memberi fungsi praktis kehidupan manusia
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
35
10. Pengelompokan seni menurut Edi Sedyawati terdiri dari ....
a.
seni rupa, seni sastra, seni pertunjukan, dan seni rakyat
b.
seni arsitektur, seni prosa, seni teater dan seni foto rekam
c.
seni patung, seni lukis, tradisi lisan dan tradisi tulisan
d.
seni pertunjukan, berbagai jenis wayang, seni tari dan teater
e.
seni rupa, seni sastra, seni pertunjukan dan seni media rekam
11. Dalam arti yang seluas-luasnya seni patung adalah seni berdimensi
tiga. Hal ini dikemukakan oleh ....
a.
William A. haviland
b.
Koentjaraningrat
c.
Soelaeman Soemardi
d.
Selo Soemardjan
e.
Durkheim
12. Berikut ini adalah cabang-cabang seni,
kecuali
....
a.
seni rupa
b.
seni kriya
c.
seni sastra
d.
seni pertunjukan
e.
seniman
13. Kesenian merupakan salah satu unsur ....
a.
kebudayaan
b.
kesenian
c.
seni rupa
d.
seni suara
e.
seni tari
14. Salah satu kesenian berdasarkan indera pendengaran manusia yaitu
....
a.
seni musik
b.
seni rupa
c.
seni patung
d.
seni kriya
e.
seni lukis
15. Cerpen, novel, roman, esai, syair, sajak, dan puisi adalah karya ....
a.
seni suara
b.
seni sastra
c.
seni lukis
d.
seni vokal
e.
seni pahat
Antropologi Kontekstual XII SMA/MA Program Bahasa
36
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas
dan benar!
Proyek
1.
Bagaimana hubungan kesenian dan Antropologi? Jelaskan!
2.
Uraikanlah perkembangan seni lukis di Indonesia!
3.
Buktikanlah keterkaitan seni pertunjukan dengan kehidupan religi
manusia Indonesia!
4.
Apakah yang dimaksud dengan oktaf, ritme dan tonalitas dalam seni
musik?
5.
Tuliskan dua pendekatan yang digunakan dalam memahami seni tari
menurut FX Mudji SJ dan Christ Verhaak SJ!
Bentuklah kelompok yang terdiri dari 10 orang, kunjungilah sebuah
museum yang ada di daerah kalian, kemudian gali data mengenai
hasil-hasil karya seni masa lalu. Kembangkan pendapat kalian
tentang kesenian dengan mengkritisi tujuan dan maksud dari
diciptakannya karya seni tersebut? Tentukan sikap kelompok kalian
dengan adanya karya seni yang kalian jumpai.
“Coba kembangkan etos kerja dan keingintahuan serta
orientasi kecakapan pada diri kalian”